Arjuna Sang Kesatria Pemanah


Ilustrasi ini saya buat dengan gambar digital, Arjuna dengan senjata pusakanya Panah Pasopati dan Busur panahnya yang bernama Gendewa. Alkisah tentang Arjuna...


Arjuna adalah salah satu dari Pandawa yang merupakan kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru. Meski bertubuh ramping dan berparas rupawan seperti seorang wanita tapi Arjuna adalah sosok petarung sejati yang sulit ditemui tandingannya. Kemahirannya dalam menggunakan panah menjadikannya andalan bagi Pandawa dalam menghadapi rivalnya yaitu Kurawa dalam perang Baratayuda. Dari hasil pengelanaan dan pertapaannya Arjuna banyak dianugerahi senjata pusaka diantaranya Panah Pasopati, Busur Gendewa, Panah Ardadali, Panah Cundamanik, termasuk Pusaka Kiai Keris Kalanadah yang diberikan pada Gatotkaca, Panah Candranila, Panah Sangkali, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Naracabala, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni yang diberikan kepada putranya Abimanyu . Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Begawan Wilawuk dari Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk.


Adapun ajian yang dimiliki Arjuna diantaranya Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Adapun pakaian yang melambangkan kebesarannya yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal ( dahulunya milik Prabu Ekalaya, Raja Negara Paranggelung).


Sifatnya yang lemah lembut pernah membawanya dalam dilema dan kebimbangan sesaat ketika akan terjadi pertempuran besar antara Pandawa dan Kurawa. Mengingat musuh yang harus dibunuh adalah orang-orang yang sangat dicintai dan dihormatinya termasuk kakeknya, guru besarnya dan teman sepermainanya. Bahkan kebimbangan Arjuna membuatnya hampir  kehilangan nyawanya sendiri ketika terjadi pertempuran besar melawan Karna di hari ketujuhbelas dalam perang Baratayuda. 
Karna sendiri merupakan kakak tertua dari tiga diantara lima Pandawa (Yudhistira, Bima, Arjuna). Meskipun Karna berpihak pada Kurawa, namun dia merupakan sosok pahlawan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesatria. Sifatnya angkuh dan suka membanggakan diri namun juga memiliki sifat dermawan yang murah hati terutama kepada fakir miskin. Karna pernah berguru kepada Parasurama yang pernah mengajarkan ilmunya kepada guru Drona yang merupakan guru besar Pandawa dan Kurawa. Kesaktiannya yang luar biasa serta keberaniannya menantang Arjuna membuat Duryodana (kakak tertua Kurawa) kagum dengannya, sehingga dalam setiap kesempatan dia selalu membela Karna. Kebencian Karna terhadap Arjuna yang dianggap telah merebut Drupadi dalam sayembara memanah serta penghinaan Bima yang mengatakan dirinya anak kusir sehingga tidak pantas untuk bertarung melawan Arjuna membuatnya bertekat untuk membantu Duryodana yang sangat menghargainya bahkan membuatnya diangkat menjadi raja Angga.
Kebenciannya terhadap Pandawa membuatnya bertekad ingin menghancurkan mereka, bahkan Karna telah mempersiapkan senjata pusaka Kontajaya untuk membunuh Arjuna, namun alhasil senjata Konta milik Karna telah digunakan untuk membunuh Gatotkaca ketika mengobrak abrik pasukan Kurawa di malam ke 14 dalam perang di Kurusetra karena desakan Duryodana yang ngeri melihat keganasan Gatotkaca membantai pasukannya. Seiring tewasnya Gatotkaca maka lenyap pula senjata Konta mengikuti sarungnya yaitu kayu Mastaba yang masih tersimpan di dalam perut Gatotkaca. Silahkan baca juga di Pertarungan 2 kesatria Pemanah.
                                                                                                                             


Photobucket
Stres ..!!!!!



2 komentar: